Sri Ayu Sipah

Alumni IPB dan Kepala MTs Darul Hikmah Subah di Kankemenag Kabupaten Batang. Belajar dan terus belajar dalam universitas kehidupan untuk berika...

Selengkapnya
Navigasi Web
Duhai Penulis, Tobatlah!

Duhai Penulis, Tobatlah!

Detak jantung mulai tak beraturan, adrenalin pun naik turun berkejaran saat Bunda Istikomah sampaikan pesan, “Silakan, yang berpenyakit jantung segera keluar ruangan pelatihan editor buku!”. Jantungku belumlah sembuh sepenuhnya, tiga tahun tak cukup kembalikan agar ia berdetak sempurna. Namun keinginan belajar menjadi penulis kalahkan segalanya. Coba kuabaikan rasa nyeri yang mulai menggerogoti dada kiri, kupatrikan obat asa agar kuat jalani hari pertama.

Bunda Isti melaju sampaikan materi. Tajam sorot mata, suara menggelegarnya, dan julukan si raja tega saat menguliti naskah penulis pemula, menjadikan ciut nyali peserta. Paparannya tegas dan lugas, satu per satu uraikan dasar tata bahasa. Ah, mulai muncul keraguan... akankah aku sanggup bertahan di hari kedua?

Materi pertama memantik rasa. Arti kata penyintas yang tak sempurna dijawab peserta menjadi bahan gelak tawa, sadarkan diri betapa kemampuan masih jauh dari sempurna. KBBI dan PUEBI menjadi dewa penyelamat kala pertanyaan deras mendarat. Gagap jemari ketikkan kata kala aib mulai tersingkap. Penulis sekadarnya, yang asal tuliskan kata, tak pedulikan tanda baca, dan abaikan aturan penyusunan kalimatnya.

Bunda Isti, perlahan tapi pasti mulai menguliti. Selaksa kesalahan tampak di depan mata, tak jarang meringis, menahan malu, bahkan tertawa bersama menjadi cara menghibur jiwa yang babak belur dihajar ibu tiri nan baik hati. Benar sekali, tidak mudah menjadi penulis! Ada tanggungjawab besar untuk tuliskan kata dengan benar, tempatkan tanda baca sesuai kebutuhan, dan memastikan tak ada kesalahan.

Menulis dengan benar bukan untuk meraih pujian, apalagi demi selembar kertas penghargaan. Namun kesadaran sebagai guru penulis yang harus digugu dan ditiru. Tak hanya di ruang kelas, tetapi juga pada karyanya. Guru iku sumur kang tinimba lumaku.

Ini baru sekelumit kecil dari luasnya ilmu menulis, sudah membuat nafas kami kembang kempis. Terbahak-bahak mentertawakan diri, diiringkan niat segera tobat hari ini dan bergegas memperbaiki kualitas diri. Tulisan tak berdusta, tunjukkan jelas kelas pemiliknya. Guratan pena tak menipu, bukti sang pemilik bergumul peluh ilmu.

Menjadi penulis tidak mudah! Harus siap dan sigap belajar dari mereka yang lebih mengerti. Agar tak terjebak pada dosa penulis tiada akhir. Tobatlah, wahai penulis!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Moga jadi bagian kran pembuka mengalirnya ilmu.Dadi sumur kang lunaku...... Salam

20 Jan
Balas

Terimakasih, Bapak Sutanto. Insyaaallah, ilmu yang luar biasa dari Bunda Istikomah, ketua editor kebanggaan media guru. Keilmuannya mendunia, menggiring peserta tuk sadar kekurangan dalam menuliskan kata. Sukses selalu, Bapak Tanto.

20 Jan

Terima kasih, Ibu Ayu mengingatkan diri ini untuk terus belajar tentang tata cara menulis yang benar. Untuk segera bertobat dari dosa-dosa menulis yang sering dilakukan. Karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki. Semoga Ibu senantiasa sehat dan sukses. Barakallah

20 Jan
Balas

Sama-sama Bu Dyahni. Ini bagian dari mengingatkan diri sendiri untuk tobat dari kesalahan menulis, Bu. Terimakasih telah berkenan singgah dan memberikan motivasi untuk terus belajar. Barakallah, Bu Dyahni.

20 Jan

Mantul Bunda Ayu' . Sungguh tulisan ini semakin menyadarkan betapa perlunya diri ini untuk terus belajar, dan betapa kecilnya apa yang kutahu tentang kaidah penulisan. Semoga masih ada waktu bagiku untuk memperbaikinya. Sehat selalu Bunda..barakallah

19 Jan
Balas

Ayu benar-benar ingin tobat, Bunda Marlupi. Tak sekadar menulis dan menulis, tetapi harus diikuti niat belajar untuk menulis yang baik dan benar. Ilmu menulis sungguhlah luas, tak ada setitik hitam yang dikuasai diri ini. Tepekur hati sadari jauh panggang dari api. Terimakasih, Bunda Upik. Sampai ketemu esok hari.

19 Jan

Sri Ayu Sipah bekal keren. Sebagai pemula udah lugas lo...kayaknya termasuk penulis yg asyik.

20 Jan
Balas

Terimakasih, Bunda Nemida. Telah berkenan singgah dan memberikan semangat. Bismillah, mohon doanya agar terus belajar dan belajar. Barakallah, Bunda.

20 Jan

Subhanallah, paparan yang menohok. Bila Mbak Ayu saja mau bertobat, padahal tulisan sudah sedemikian tertata rapih dengan diksi melangit, bagaimana aku. Tetapi tak salah bila Bunda Isti melakukan itu, karena memang pelatihan itu bukan diperuntukkan bagi penulis, apalagi penulis pemula seperti aku, namun pelatihan untuk menjadi editor, dan Mbak Ayu sangat pantas untuk menjadi seorang editor handal. Tulisan ini memberikan arti lain bagiku, betapa hebatnya Bunda Isti, hingga mampu membuat seorang penulis handal sekelas Mbak Ayu terkena serangan jantung juga. Lebih hebat lagi seorang penulis hebat, mengungkapkan rasanya dan mengajak bertobat. Terima kasih banyak Mbak Ayu, untuk pencerahannya dan sangat mengingatkan. Sukses selalu dan barakallah

20 Jan
Balas

Jazakillah, Bunda Siti Ropiah. Ini bukan pelatihan untuk menjadi editor buku, tetapi kami berlatih untuk menyunting naskah kami sendiri di bawah bimbingan Bunda Istikomah. Ayu masih jauh panggang dari api, tak ada apa-apanya dalam dunia menulis. Hanya setitik debu yang mudah diterbangkan sang bayu. Benar-benar ingin tobat, Bunda. Tak mau lagi lakukan kesalahan yang sama, tak akan tuliskan kata seaadanya, apalagi tak mau belajar dari mereka yang lebih mengerti. Mohon bimbingannya juga, Bunda.

20 Jan

Terima kasih atas ilmunya Bu Ayu..saya jadi malu nih..karena setiap nulis masih sesuka hati saya. Tidak tahu apakah sudah benar apa belum. Mohon bimbingannya. Semoga selalu sehat dan menginspirasi..Barakallah...

20 Jan
Balas

Terimakasih, Bu Rini. Bu Rini sudah hebat, tulisannya selalu bagus dan menginspirasi. Penulis produktif dari Kebumen yang tak lelah produksi tulisan dalam gurusiana. Barakallah, Bu Rini.

20 Jan

Oh ternyata Bu Ayu di LPMP juga. Aku jadi malu yang ke sekian kalinya. Sudah nanya nanya kelas editor, giliran ada jadual kelas tak kupenuhi. Masih terbayang kesulitan kesulitan teknis dan alasan lain. Yang jelas barang kali diri belum kuat terpatri. Selamat Bu Ayu Saya mau diEditori kelak. Semoga sehat sampai akhir kelas, sampai di rumah dengan selamat.

20 Jan
Balas

Nggih, Pak Warnoto. Bismillah, belajar dari beliau yang lebih mengerti, para ahli dalam dunia tulisan. Semoga kelas editor berikutnya, Pak Guru Warnoto bisa mengikutinya. Sukses selalu, Pak Guru!

20 Jan

Sebaik kalimat sangat terasa

20 Jan
Balas

Terimakasih, Bapak Syafaat. Telah berkenan singgah, doakan Ayu nggih agar bisa bisa terus belajar. Maturnuwun, nggih.

20 Jan

Semoga kita sama-sama jadi penulis yang bertaubat ya bunda. Tulisan kita penuh kejujuran, diniatkan yang baik, dan ditulis dgn tata tulis yang baik... aamiin Sukses selalu bunda dan barakallah

20 Jan
Balas

Amin. Terimakasih, Bunda Yanisa. Semoga Allah senantiasa senantiasa memberikan jalan kemudahan agar kita mampu melakukannya. Bersama kita belajar untuk hasilkan karya yang berkualitas. Barakallah, Bunda Yanisa.

20 Jan

mantap ...

20 Jan
Balas

Terimakasih, Pak Roni. Sukses selalu dan selalu ditunggu artikel hebatnya dari bumi Papua.

20 Jan

Bagai tertampar wajah ini.Sangatlah menohok jantung.Saya termasuk yang harus bertobat.Menulis tanpa kaidah KBBI.Matur suwun sanget.Semoga kedepannya bisa lebih baik.

20 Jan
Balas

Ini edisi menasehati diri sendiri, Bu dhe. Bismillah, sesarengan belajar untuk memahami kaidah dalam penulisan. Matursembahsuwun, Bu dhe.

20 Jan

Barokallah... vibrasinya sampai sini, belajar dan belajar terus !!!

20 Jan
Balas

Jazakallah, Bunda Ma'rifatul Hidayah. Edisi mengingatkan diri untuk terus belajar agar terhindar dari dosa menulis, Bunda. Barakallah, Bunda.

20 Jan



search

New Post